Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Langsa mempresentasikan makalah di kegiatan SEIBA International Festival UIN Imam Bonjol 2024
Muhammad Haikal Tawakal mempresentasikan makalah di kegiatan SEIBA International Festival UIN Imam Bonjol pada 27 September 2024. Keynote speakers dalam pararel sessions presentasi mahasiswa ini adalah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, UIN Ar-raniry Aceh, Prince of Sangkla University Thailand, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Dalam presentasi makalah di festival internasional tersebut, melalui judul "Peran Adat Dan Permainan Tradisional Dalam Mempertahankan Kearifan Lokal, Ekonomi Dan Kesenian Di Kota Langsa Di Tengah Globalisasi", Muhammad Haikal Tawakal menyampaikan tentang sejarah Kota Langsa yang memiliki ragam budaya dan norma agama yang kuat.
“Kota Langsa dikenal dengan sejarah panjangnya, kebudayaan yang beragam, dan masyarakat adatnya yang memiliki norma dan sistem hukum yang kuat. Adat Aceh sangat berkaitan erat dengan agama Islam sehingga kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Adat juga berperan dalam mengatur kehidupan sosial, pemeliharaan lingkungan, serta pengelolaan sumber daya alam melalui institusi adat,” urainya dalam paparan makalahnya.
Selain itu, Haikal juha memperkenalkan permainan tradisional yang kaya akan nilai-nilai budaya dan fisik menjadi salah satu cara mempertahankan kearifan lokal di tengah arus globalisasi dan dominasi permainan modern di Kota Langsa. “Upaya pelestarian dilakukan melalui festival dan sosialisasi untuk menjaga keberlanjutannya di kalangan generasi muda,” ucapnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Haikal memaparkan mengenai sektor ekonomi, masyarakat Kota Langsa bergantung pada pertanian, perikanan, perdagangan, industri kecil menengah, dan pariwisata. Bangunan ekonomi itu juga ditopang dengan warnah kebudayaan dari kota Langsa.
“Kota Langsa juga memiliki kesenian tradisional yang kaya, seperti Tari Saman, Seudati, Didong, dan Rapai Geleng, yang mencerminkan identitas budaya Aceh yang kuat. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, adat dan permainan tradisional berperan sebagai penjaga identitas, warisan budaya, dan kearifan lokal yang menghadapi tantangan modernisasi di Kota Langsa,” kata Haikal menutup presentasinya.