Bertempat di Aula Fakultas Syariah IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, pada hari Selasa, 23 Maret 2016 Panitia syukuran 1 tahun Fakultas Syariah yang di gagas oleh FKIS (Forum Kajian Ilmu-Ilmu Syariah) – Islamic Legal Studies Forum – menggelar acara Seminar Nasional dengan tema REVIVALISASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA : In Memoriam 40 Tahun TM. Hasbi Ash Siddieqy (1975-2016) dengan pembicara, Prof. Dr. H. Nawir Yuslem, MA (Guru Besar UIN Sumatera Utara), Dr. Hasan Basri, MA (Wakil Rektor III IAIN Langsa) dan H. Budi Juliandi, MA (Kandidat Doktor Hukum Islam Asia Tenggara IUN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Acara yang dilaksanakan mulai pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 12.16 berlangsung cukup hangat. Dimulai dengan laporan panitia yang dalam hal ini disampaikan oleh H. Muhammad Nasir, MA yang juga merupakan Wakil Dekan I Fakultas Syariah. Nasir mengatakan bahwa kami berharap acara-acara yang kami lakukan ini dan yang akan datang dapat menghidupkan budaya akademik dan diskusi ilmiah di kalangan IAIN Langsa, khususnya di Fakultas Syariah.
Dekan Fakultas Syariah, Dr. Zulfikar, MA ketika membuka acara ini mengatakan bahwa kami sangat menyambut baik acara ini dan diharapkan dapat dilaksanakan secara periodik untuk mengasah nilai-nilai akademik khususnya di bidang hukum Islam. Seminar Internasional tentang Hukum Islam, dapat menjadi pilihan bagi kita pada kegiatan dimasa yang akan datang, Tegas Zulfikar yang mengambil S3 nya di UIN Sumatera Utara ini. Dalam kesempatan ini, Dekan juga meresmikan keberadaan FKIS sebagai forum diskusi bagi dosen dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Syariah IAIN Langsa.
Prof. Nawir Yuslem dalam pemaparan makalahnya yang berjudul Kontribusi TM. Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Studi Hadist Di Indonesia mengatakan menurut Prof. Dr. Ramli Abdul Wahid (Guru Besar Hadis UIN Sumatera Utara) bahwa jika ada yang Paling Berjasa Merintis Penulisan Literatur Ilmu Hadits Di IAIN, maka orangnya adalah T.M. HASBI ASH-SHIDDIEQY. Usahanya menulis Ilmu Hadits sangat bermakna bagi pengembangan pengetahuan masyarakat akademis di Indonesia, khususnya di IAIN. Oleh sebab itu, ketika mengkaji pemikiran Hadits di Indonesia tanpa mengikutsertakan tokoh ini, tentu akan menanggalkan mata rantai sejarah ilmu itu sendiri.
Sementara itu, Dr. H. Hasan Basri, MA menyampaikan usulan kepada Fakultas Syariah agar selepas acara ini membuat Hasbi Ash-Shiddieqy Corner, hal ini sebagai upaya untuk tetap melestarikan pokok-pokok pikiran beliau. “saya bahkan bersedia menjembatani Fakultas Syariah dengan Yayayan Hasbi Ash-Shiddieqy dan percetakan yang selama ini mencetak buku-buku beliau agar dapat membantu pengadaan buku-buku beliau, kata Hasan dengan semangat dan disambut tepuk tangan yang bergemuruh dari peserta seminar.
Hasan Basri juga mengatakan, bahwa semasa hidupnya, Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy telah menulis 72 judul buku dan 50 artikel di bidang tafsir, hadits, fiqh dan pedoman ibadah umum, diantaranya Sejarah Pengantar Ilmu Hadis, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, Kriteria Antara Sunnah dan Bid‘ah dan Tafsir Alquran al-Madjied-An-Nur serta buku-buku lainnya.
Sedangkan H. Budi Juliandi, MA menguraikan tentang Gagasan Fikih Indonesia T.M. Hasbi Ash Shiddieqy yang menurut Budi sangat luar biasa. Bukan hanya ulama di Indonesia yang mengakuinya, bahkan banyak tokoh-tokoh dunia yang memuji karya beliau. AH. Johns adalah diantara nya. Beliau berpendapat tentang Hasbi, “Of Indonesian scholars of the qur’an, hasbi ash shiddieqy is one of the most venerated and the best known on the national scene.” (1984).
Dekan Fakultas Syariah yang ditemui setelah acara ini mengatakan, menyambut baik usulan dari Pemateri, khususnya dari Dr. Hasan Basri dan mengatakan akan segera menindaklajutinya. “kita akan segera merealisasikan apa yang disampaikan oleh Bapak Hasan Basri, kami sangat mengapresiasinya”, tegas Zulfikar. (afn)